sisi gelap akan datang dan saya hanya ingin cahaya redup, saya tidak tahu mengapa saya menulis ini. Aku hanya mencoba untuk membuat diri saya merasa lebih baik. Aku sedang dalam perjalanan ke bintang saya, seperti saya kira jalan sangat sulit untuk menyeberang. Sialan! Harus saya menyerah? Harus saya tenang? Haruskah saya hanya menyerah? Harus saya?Pada saat itu akan cukup panas, berantakan sempurna dan pergantian sifat egois akan tinggi, tetapi seorang pejuang yang baik umumnya dingin berpikir untuk menjadi pemenang. Ini terlalu menyakitkan. Tetapi saya tidak mengapa hal ini sangat menyakitkan. Saya mengalami nyeri paha, hati saya seperti ingin berhenti berdetak tetapi setelah mereka semua hal yang saya tidak perlu kardiolog pula. Intinya adalah pelupa saya hanya mengoyak setiap bagian dari diri saya. Saya telah berpikir tentang alasan mengapa, aku meminta diri saya untuk membuat alooong bergerak tapi setelah semua saya hanya mengundang air mata saya mengalir. Saatnya tentang sialan hidup itu. Aku sangat muak menjadi begitu serius. Ini membuat otak saya mengigau. Mengapa tidak bisa saya hanya berkata "fuck off!" untuk ini sakit? Saya ingin menempatkan semua ini dalam stoples lalu membuangnya ASAP! Aku ingin bebas, saya mau lepas dan mengambil semua sisi gila saya. Aku ingin menjadi gila.
Ah Cinta indah jika itu bukan hanya aksara semata. Biarpun melodi itu tak bernada dia akan tetap membuatku bernyanyi riang, menari diatas balkon imaginasi. Memaparkan khayalan tak berujung, membuatku menikmatinya meski diatas fatamorgana. Liukan angan itu begitu indah, seindah jemari pianis yang memainkan tutsnya. Sejenak itu sirna oleh ayunan pentagon realita tentang kisahmu. Membuyarkan lamunanku, menyudutkanku dalam sepi. Silogisme itu menciptakan premis tentangku dan tentangmu. Kembali hampa dan merekapun tertawa. "jadikan aku pemeran utama dalam kisahmu..."
Rasanya sulit untuk dimengerti ataupun dibagi. Perasaan dan selalu tentang rasa. Wajahnya terpampang begitu indah di kepala saya, seperti baliho caleg2 di pinggir jalan. Senyumnya mengalahkan senyum termanis ala Tom Delonge vers "miss drakuli" dan tatapan matanya lebih dahsyat dibanding bom bunuh diri yang meluluh lantahkan jiwa raga saya (lebay) Maklumilah orang jatuh cinta memang suka berbicara aneh2. Dan meskipun itu tak bisa ditoleransi, saya tak peduli.
ah dia begitu menghipnotis saya sejak pertama bertemu. Seperti uya kuya yang akhirnya membuat seseorang bisa berbicara blak-blak-an. Demikian pula dengan saya. Rasanya begitu sulit, suliiit sekali lebih sulit dari mengerjakan soal farmasetika, untuk menjabarkan perasaan menjadi persamaan linear dengan satu variabel atau dua variabel.. (kenapa jadi nyungsep ke matematika??)
Dan parahnya perasaan itu berkembang dan tak mampu dikendalikan ironisnya manusia bernama keramat itu tak pernah saya ketahui jejaknya. Ituulah yang saya sebut dengan jatuh cinta sendirian. Cinta yang membuat orang jadi gila, kemudian waras dan akhirnya gila kembali itu saya telusuri dari waktu ke waktu. Pada akhirnya saya menemukan diri saya kembali dalam sosok ambigu.
Saya luluh olehnya, saya jatuh padanya dan saya hanya bisa mengaguminya. Dirinya seperti ujung ilalang yang begitu tinggi untuk ku raih, dan baginya mungkin saya tak pernah ada.