Ah Cinta indah jika itu bukan hanya aksara semata. Biarpun melodi itu tak bernada dia akan tetap membuatku bernyanyi riang, menari diatas balkon imaginasi. Memaparkan khayalan tak berujung, membuatku menikmatinya meski diatas fatamorgana. Liukan angan itu begitu indah, seindah jemari pianis yang memainkan tutsnya. Sejenak itu sirna oleh ayunan pentagon realita tentang kisahmu. Membuyarkan lamunanku, menyudutkanku dalam sepi. Silogisme itu menciptakan premis tentangku dan tentangmu. Kembali hampa dan merekapun tertawa. "jadikan aku pemeran utama dalam kisahmu..."
Rasanya sulit untuk dimengerti ataupun dibagi. Perasaan dan selalu tentang rasa. Wajahnya terpampang begitu indah di kepala saya, seperti baliho caleg2 di pinggir jalan. Senyumnya mengalahkan senyum termanis ala Tom Delonge vers "miss drakuli" dan tatapan matanya lebih dahsyat dibanding bom bunuh diri yang meluluh lantahkan jiwa raga saya (lebay) Maklumilah orang jatuh cinta memang suka berbicara aneh2. Dan meskipun itu tak bisa ditoleransi, saya tak peduli.
ah dia begitu menghipnotis saya sejak pertama bertemu. Seperti uya kuya yang akhirnya membuat seseorang bisa berbicara blak-blak-an. Demikian pula dengan saya. Rasanya begitu sulit, suliiit sekali lebih sulit dari mengerjakan soal farmasetika, untuk menjabarkan perasaan menjadi persamaan linear dengan satu variabel atau dua variabel.. (kenapa jadi nyungsep ke matematika??)
Dan parahnya perasaan itu berkembang dan tak mampu dikendalikan ironisnya manusia bernama keramat itu tak pernah saya ketahui jejaknya. Ituulah yang saya sebut dengan jatuh cinta sendirian. Cinta yang membuat orang jadi gila, kemudian waras dan akhirnya gila kembali itu saya telusuri dari waktu ke waktu. Pada akhirnya saya menemukan diri saya kembali dalam sosok ambigu.
Saya luluh olehnya, saya jatuh padanya dan saya hanya bisa mengaguminya. Dirinya seperti ujung ilalang yang begitu tinggi untuk ku raih, dan baginya mungkin saya tak pernah ada.
0 komentar:
Posting Komentar