Organisasi dalam perspektif saya adalah sebuah kelompok yang bekerjasama dan memiliki tujuan bersama. tiga tahun yang lalu organisasi Himpunan Mahasiswa Farmasi atau yang biasa disingkat HMF dibentuk. Dengan berlandasan kebersamaan organisasi ini diharapkan mampu mendongkrak popularitas prodi Farmasi yang memang cukup temaram dibanding prodi yang lain pada saat itu.Hendra prasetya yang menjadi pelopor terbentuknya HMF sekaligus menjadi ketua pertama pada saat itu.
2 Tahun kemudiana Mubes II HMF dilakukan dan terpilih lah kawan Imran majid sebagai ketua HMF yang ketiga setelah M.Zul akbar. pelantikan di laksanakan dengan penuh rasa antusias, sebulan kemudian di bentuklah panitia untuk Raker masing-masing komisi memaparkan program kerjanya serta janji-janjinya.
Setahun berlalu, tiba saatnya pelepasan jabatan serta pertanggung jawaban hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Mubespun diadakan, bertempat di Malino, segala hal yang menyangkut kepemimpinan siap untuk dibedah. Hasilnya adalah sebuah kesimpulan yang di terimah bersyarat kepemimpinan dalam mengelola landasan kebersamaan.
Msing-masing komisi memaparkan laporan pertanggung jawabannya selama menjadi pengurus HMF, Organisasi diibaratkan seperti sebuah kapal yang membutuhkan nakhoda serta awak yang kompak. Jika hanya nakhoda yang bekerja tanpa ada campur tangan awak kapal, kapal itu tak akan berjalan dengan lancar. Seperti itulahyang terjadi dalam organisasi yang saya ikuti. Sejak awal retardasi sudah sering terjadi. Himbauan ketua yang ingin menggerakkan anggotanya dianggap iklan yang tak menarik untuk diikuti. Sementara pemimpin mencoba eksis untuk terus menghidupkan HMF, para pengurus sebagian lebih disibukkan dengan urusan individu masing-masing. Alih-alih menciptakan anggota yang kompetitif,
Kemarin saya selaku Staff Dana dan Usaha ikut mempertanggungjawabkan. Iritable yang terpendam dalam diripun membuat suasana hati yang nyaman menjadi reverse. Pedasnya reaksi yang tak mampu diterima membuat saya serasa mendengarkan sarkasme bodoh yang jauh dari akal pikiran saya. Definisi yang salah kaprah akibat anggotanya yang tidak komprehensif. Menjawab pertanggung jawaban pun juga menjadi sebuah pertanyaan. Apalagi ketidak hadiran staf lainnya yang menggunakan alibi tidak masuk akal telah menambah daftar minus dalam catatan analisa perspektif masing-masing pihak. Tapi toh semua itu telah berakhir, kepemimpinan yang baru telah menggantikan kepemimpinan yang lama. Dalam lubuk hati saya yang paling dalam saya berharap kepemimpinan yang baru mampu membuyarkan keautisan para anggotanya yang apatis terhadap organisasi ini. Dan mampu menjembatani aspirasi,perdamaian antar angkatan yang telah terdistorsi oleh provokasi.
1 komentar:
Salut dengan isi blog'y kk.
Posting Komentar