Posted by
Unknown
Beberapa hari telah yang lalu, tepatnya 1 november 2013. aku baru saja dewasa, loh kenapa baru dewasa itukan pertanyaan dari kamu(pembaca) hehe.. iya aku baru saja dewasa karena baru saja menjalani hubungan selama 1 tahun luar biasa lo, baru setahun aja udah blagu itukan yang ada benakmu (pembaca). Selama penulis memasuki masa puber penulis gak perna pacaran selama itu jadi wajar-wajar aja yaa penulis berbahagia walaupun di ketawain oleh pembaca.hehehe .
Di hari istimewa itu kami gak merayakan apa-apa cuman segilintir ucapan tanpa kado special pun, kami rasa dengan beberapa kado pin tidak mempengaruhi kebahagiaan kami berdua, kami tetap senang kok walaupun dengan gambar ini :
Selama menjalaninya kami di terpa angin kebahagiaan selama beberapa bulan kalau gak salah 4 sampai 5 bulan dee, Setelah itu angin kebahagiaan pun datang tak diantar pulang juga tak dijemput hee kayak jalangkunan gitu deee (kadang senang, kadang masalah bertubi-tubi meneror hubungan kami).
Singkat cerita saya salah satu mahasiswa yang terdaftar di wisuda ke 7 di Stikes Mega Rezky Makassar, Motivasinya sehingga aku bisa melanjutkan Sarjana di Universitas Islam Makassar. Setelah kami dipisahkan dari kampus pertemuan kami pun tersitah oleh jarak, ada bagusnya dan ada tidak bagusnya, ya kalau bagusnya kami berdua bisa mandiri mengerjakan tugas-tugas study kalau tidak bagusnya kangen terus deee ,hahaha.
Sekarang alhamdulillah kami saling mengerti dengan tanggung jawab masing-masing ini yang sebenarnya yang aku pingeng selama ini tapi baru terealisasikan, Syukur alhamdulillah dari pada kagak.
udah ya , penulisnya uda ngantuk kita ketemu di lain waktu..byebyee
Di hari istimewa itu kami gak merayakan apa-apa cuman segilintir ucapan tanpa kado special pun, kami rasa dengan beberapa kado pin tidak mempengaruhi kebahagiaan kami berdua, kami tetap senang kok walaupun dengan gambar ini :
Selama menjalaninya kami di terpa angin kebahagiaan selama beberapa bulan kalau gak salah 4 sampai 5 bulan dee, Setelah itu angin kebahagiaan pun datang tak diantar pulang juga tak dijemput hee kayak jalangkunan gitu deee (kadang senang, kadang masalah bertubi-tubi meneror hubungan kami).
Singkat cerita saya salah satu mahasiswa yang terdaftar di wisuda ke 7 di Stikes Mega Rezky Makassar, Motivasinya sehingga aku bisa melanjutkan Sarjana di Universitas Islam Makassar. Setelah kami dipisahkan dari kampus pertemuan kami pun tersitah oleh jarak, ada bagusnya dan ada tidak bagusnya, ya kalau bagusnya kami berdua bisa mandiri mengerjakan tugas-tugas study kalau tidak bagusnya kangen terus deee ,hahaha.
Sekarang alhamdulillah kami saling mengerti dengan tanggung jawab masing-masing ini yang sebenarnya yang aku pingeng selama ini tapi baru terealisasikan, Syukur alhamdulillah dari pada kagak.
udah ya , penulisnya uda ngantuk kita ketemu di lain waktu..byebyee
Posted by
Unknown
hahhahahaha
galaunya kalau udah semester akhir
paleng kalau lagy d kantin liat para junior pada bisa cengengesan
qt cm blang..
wah. belum taw rasanya galau karena skripsi..
ane ndiri nggarap skripsi dr semester 7 ampe 8
gak kelar kelar gan.. ada aja cobaan.
semoga qt sama sama cpt bs lulus gan..
amin..
galaunya kalau udah semester akhir
paleng kalau lagy d kantin liat para junior pada bisa cengengesan
qt cm blang..
wah. belum taw rasanya galau karena skripsi..
ane ndiri nggarap skripsi dr semester 7 ampe 8
gak kelar kelar gan.. ada aja cobaan.
semoga qt sama sama cpt bs lulus gan..
amin..
Posted by
Unknown
ALHAMDULILLAH 24 september 2013. Dengan demikian sudah sah saya menyandang gelar Ahli Madya Farmasi dan menjadi alumni STIKes Mega Rezky Makassar. Jujur entah mengapa rasanya sedih juga ketika saya ‘harus’ pergi dari kampus ini. Kampus yang sudah banyak meninggalkan cerita baik suka dan duka yang tidak akan mungkin bisa diceritakan semua. Di sini saya mendapatkan teman-teman yang unik dan punya karakter masing-masing. Saya juga mendapatkan banyak pengalaman baru di kampus.
Tak usahlah bercerita tentang kenangan-kenangan itu. Mungkin di kesempatan yang lain saya akan bercerita karena di sini saya akan bercerita saat wisuda saja. Pada saat wisuda Alhamdulillah keluarga bisa datang semua karena keluarga kami termasuk keluarga kecil (bapak mama dengan saudara-saudara). Jadi rombongan pendamping wisuda saya ada empat orang. Padahal sesuai dengan undangan, yang bisa masuk ke dalam ruangan cuma dua orang dan diutamakan orang tua. Jadinya ketika berangkat sebenarnya saya agak kasihan dengan kakak-kakak saya yang bakal tak bisa masuk ruangan.
hee pas masuk ruangan kan setiap undangan dapat komsumsi bapak aku gak ngambil jatah komsumsinya jd aku keluar lagi dampingi ayah untuk dapatkan jatahnya.heheh berdesak-desakan lagi.heh
saya bukan termasuk kategori cum laude hehe tapi gak papalah yang penting uda bahagiain orang tua. Jadi prosesi wisuda kurang lebih kucir topi wisuda dipindahkan oleh Ketua Stikes dan setelahnya bergeser untuk menerima map berisi copy ijazah dari Ketua Jurusan.
Setelah wisuda selesai kemudian saya berkumpul bersama keluarga terlebih dahulu. Tidak ada peluk-pelukan diantara kami. Saya hanya mencium tangan orang tua saja. Tapi khusus Ayah beliau mengucek-ucek kepala saya. Suatu hal yang sudah lama tidak dia lakukan setelah saya beranjak dewasa. Terharu juga rasanya. Setelah itu saya ke luar untuk bertemu dan mengobrol dengan teman-teman akrab Farmasi, sambil menerima ucapan selamat dan foto-foto tentunya.
Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang datang untuk memberikan selamat, juga teman-teman yang memberikan selamat lewat media sms maupun fesbuk. Insya allah amanah dalam gelar ini akan saya gunakan sebaik-baiknya dan tidak memalukan almamater. Yang jelas seperti yang dikatakan saudara BayKun bahwa kesuksesan saya ini bukanlah kesuksesan saya pribadi melainkan juga atas peran serta orang-orang di sekitar saya. Dan setelah wisuda kita mendapat amanah untuk mengamalkan segala ilmu yang kita dapatkan agar dapat berguna di masyarakat. Terima kasih teman-teman.
Posted by
Unknown
STIKES MEGA REZKY MAKASSAR atau dikenal Kampus Hijau yang didalamnya dilengkapi dengan fasilitas lapangan olahraga tepat diantara gedung-gedung perkuliahan kampus, meskipun lapangan tidak terlalu luas namun mahasiswa begitu semangat berlatih walau siang seakan membara. Tidak salah jika Mahasiswa Stikes Mega Rezky Makassar memiliki banyak prestasi dalam bidang olahraga baik tahun sebelumnya maupun sekarang ini.
Akbar HB, kelahiran Jeneponto, 9 Juli 1990. Ia mahasiwa
Jurusan D3 Farmasi Angkatan 2010. Salah satu mahasiswa Stikes Mega Rezky
Makassar tahun ini memegang jabatan
sebagai Ketua UKM-Olahraga. Pria bertubuh atletis ini mengaku senang menjadi
ketua UKM-Olahraga , bukan karena jabatannya saja tetapi Akbar HB atau akrab
disapah bakba’ ini sangat mencintai olahraga terutama futsal. dengan begitu ia
dapat membuat kompetisi olahraga antar kampus sesuai yang ia impikan.
Dengan
menjunjung tinggi rasa solidaritas dan
kerjasama antara pengurus UKM-Olahraga
dan para atlet di sertai dengan berlatih keras dan bersungguh-sungguh adalah
usaha UKM-Olahraga dalam mempertahankan prestasi dan menjadikan UKM ini adalah
daya tampung prestasi baik dalam maupun luar kampus.
Antusias mereka
dalam berlatih telah dilihat pada pelaksanaan Dies Natalis Stikes Mega rezky
Makassar. dimana Seluruh Lembaga kampus hijau ini bekerja sama dalam
menyukseskan Anniversary Stikes Mega Rezky Makassar, dengan mengadakan
kompetisi olahraga antar kampus kesehatan di Makassar. kompetisi yang diadakan
pada 19-29 september 2012 lalu, berbuah manis bagi UKM-Olahraga karena berhasil
mendapatkan juara dalam kompetisi tahun
ini. Pada kompetisi FUTSAL mereka berhasil merebut juara 1, Volly Putra juara II dan III, Volly putri juara I dan II,
tennis meja puta-putri juara III, Bulutangkis ganda putra juara I dan II serta Bulutangkis
ganda Putri berhasil merebut juara I. Meskipun pada Dies Natalis lalu tidak
semua kompetisi olahraga mendapatkan juara I namun mereka bangga dan sangat
berterima kasih pada seluruh mahasiswa stikes mega rezky yang memberi support
luar biasa sehingga tidak malu dikandang sendiri.
Selain itu,
UKM-Olahraga kembali mengharumkan nama besar Stikes Mega Rezky Makassar dengan
mengikuti kompetisi di Stikes Amanah pada 10-17 desember 2012 baru ini berhasil
merebut juara I Volly Putra dan Putri. Kemudian mengikuti lagi Tournament HMK
CUP I pada 12-19 Desember 2012 mendapatkan gelar juara 3.
Tentunya ini
adalah kebanggaan yang luar biasa bagi lembaga dan para atlet Mahasiswa Stikes
Mega Rezky Makassar atas prestasi-prestasi yang didapatkan. Berkat kerja keras
lembaga dalam menghasilkan atlet-altlet yang mampu bersaing didalam mapupun
diluar kampus sehingga menghasilkan kebanggaan yang luar biasa. “semoga kerja
keras kami bias mengharumkan lembaga ukm olahraga MRM internal maupun eksternal
kampus melalui bidang-bidang olahraga yang berprestasi dan kemudian bisa
mempertahankan gelar yang diraih UKM olahraga selama ini”. harapan ketua UKM
olahraga, Akbar HB.
Bukan hanya
kebanggaan lembaga dan para atlet tetapi juga menjadi kebanggaan seluruh
mahasiswa Stikes Mega Rezky Makassar. Prestasi yang dibawa oleh UKM-Olahraga
tentu membuat para mahasiswa stikes mega rezky Makassar bangga menyebut nama
kampusnya. “saya senang dengan adanya UKM-olahraga ini, karena mungkin saja
banyak mahasiswa yang tdk tersalurkan bakatnya dalam bidang olahraga dan
disinitulah tempatnya, UKMolahraga stikes MRM” ungkap salah satu mahasiswa
stikes MRM.
Posted by
Unknown
Organisasi dalam perspektif saya adalah sebuah kelompok yang bekerjasama dan memiliki tujuan bersama. tiga tahun yang lalu organisasi Himpunan Mahasiswa Farmasi atau yang biasa disingkat HMF dibentuk. Dengan berlandasan kebersamaan organisasi ini diharapkan mampu mendongkrak popularitas prodi Farmasi yang memang cukup temaram dibanding prodi yang lain pada saat itu.Hendra prasetya yang menjadi pelopor terbentuknya HMF sekaligus menjadi ketua pertama pada saat itu.
2 Tahun kemudiana Mubes II HMF dilakukan dan terpilih lah kawan Imran majid sebagai ketua HMF yang ketiga setelah M.Zul akbar. pelantikan di laksanakan dengan penuh rasa antusias, sebulan kemudian di bentuklah panitia untuk Raker masing-masing komisi memaparkan program kerjanya serta janji-janjinya.
Setahun berlalu, tiba saatnya pelepasan jabatan serta pertanggung jawaban hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Mubespun diadakan, bertempat di Malino, segala hal yang menyangkut kepemimpinan siap untuk dibedah. Hasilnya adalah sebuah kesimpulan yang di terimah bersyarat kepemimpinan dalam mengelola landasan kebersamaan.
Msing-masing komisi memaparkan laporan pertanggung jawabannya selama menjadi pengurus HMF, Organisasi diibaratkan seperti sebuah kapal yang membutuhkan nakhoda serta awak yang kompak. Jika hanya nakhoda yang bekerja tanpa ada campur tangan awak kapal, kapal itu tak akan berjalan dengan lancar. Seperti itulahyang terjadi dalam organisasi yang saya ikuti. Sejak awal retardasi sudah sering terjadi. Himbauan ketua yang ingin menggerakkan anggotanya dianggap iklan yang tak menarik untuk diikuti. Sementara pemimpin mencoba eksis untuk terus menghidupkan HMF, para pengurus sebagian lebih disibukkan dengan urusan individu masing-masing. Alih-alih menciptakan anggota yang kompetitif,
Kemarin saya selaku Staff Dana dan Usaha ikut mempertanggungjawabkan. Iritable yang terpendam dalam diripun membuat suasana hati yang nyaman menjadi reverse. Pedasnya reaksi yang tak mampu diterima membuat saya serasa mendengarkan sarkasme bodoh yang jauh dari akal pikiran saya. Definisi yang salah kaprah akibat anggotanya yang tidak komprehensif. Menjawab pertanggung jawaban pun juga menjadi sebuah pertanyaan. Apalagi ketidak hadiran staf lainnya yang menggunakan alibi tidak masuk akal telah menambah daftar minus dalam catatan analisa perspektif masing-masing pihak. Tapi toh semua itu telah berakhir, kepemimpinan yang baru telah menggantikan kepemimpinan yang lama. Dalam lubuk hati saya yang paling dalam saya berharap kepemimpinan yang baru mampu membuyarkan keautisan para anggotanya yang apatis terhadap organisasi ini. Dan mampu menjembatani aspirasi,perdamaian antar angkatan yang telah terdistorsi oleh provokasi.
Posted by
Unknown
Ya, saya katakan, ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim, karena Tuhan mengatakan bahwa banyak iblis di antara banyak manusia!”
Itu adalah sepenggal dari pidato Tan Malaka, tokoh Marxis Indonesia yang juga sering disebut-sebut sebagai bapak pelopor Republik ini. Tidak banyak yang mengetahui sepak terjang beliau dalam peta perpolitikan dan sejarah bangsa ini, karena mungkin dahulu sempat berseberangan ideologi dan pemikiran dengan beberapa petinggi negara ini. Sebut saja Soekarno, yang juga sempat “belajar” dari Tan Malaka ini, tercatat pernah menjebloskan Tan Malaka ke dalam penjara dan konon katanya beliau juga dalang dibalik pembunuhan Tan Malaka.
Berkat beberapa tulisannya seperti Massa Actie, Naar de Republik, Dari Penjara ke Penjara dan Madilog, saat ini orang-orang mulai mengetahui siapa sebenarnya Tan Malaka ini dan bagaimana kontribusi beliau dalam sejarah pembentukan Republik kita ini. Perjalanan hidup Tan Malaka ini hampir seperti cerita fiksi saja, dimulai dari petualangan dia di Eropa saat mulai berkenalan dengan Marxisme dan Komunisme kemudian cerita mengenai pelarian dia di beberapa negara di Asia.
Tan Malaka lahir di tengah-tengah keluarga yang Islami di daerah Sumatera Barat pada tahun 1894, dan sempat mengenyam pendidikan di sekolah pelatihan guru di Bukittinggi sampai kemudian melanjutkan pendidikannya ke negeri Belanda. Disana beliau mulai memahami kaitan antara Kapitalisme, Imperialisme dan Perjuangan Kelas setelah meletusnya Revolusi Rusia 1917. Pada periode ini Tan Malaka terserang penyakit TBC, penyakit yang kemudian mengganggu perjalanan hidup Tan Malaka.
Hal yang menarik pada periode ini adalah motivasi ketertarikan beliau pada Marxisme dan Komunisme, yang pada akhirnya sering bertentangan dengan agama. Pada periode selanjutnya Tan Malaka acapkali menunjukkan bahwa Komunisme dapat berjalanan beriringan dengan Islam, yang beliau tunjukkan melalui kerjasama antara PKI dan Sarekat Islam pada waktu itu. Lebih menarik lagi adalah buku Madilog yang beliau tuliskan, jika Anda benar-benar membacanya Anda akan merasa kebingungan dengan ideologi yang dibawa oleh Tan Malaka. Mungkin penggalan dari pidato Tan Malaka diatas saat menghadiri Kongres Komunis Internasional cukup menggambarkan bagaimana ideologi beliau dan bagaimana beliau melihat agama, khususnya Islam. Kemudian sejarah mengenai kontribusi Tan Malaka cukup abu-abu dalam dunia sejarah Indonesia, tidak banyak referensi mengenai ini. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kontribusi dan pemikiran Tan Malaka, sumber yang paling mudah adalah melalui tulisan-tulisan beliau.
Tulisan-tulisan Tan Malaka cukup shahih digunakan sebagai referensi untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pemikiran Tan Malaka ini. Di dalam Naar de Republik dan Massa Actie, Tan Malaka mengungkap beberapa pandangan beliau mengenai kondisi dunia dan Indonesia sendiri. Pandangan Tan Malaka di dalam buku ini bisa dibilang sebagai pandangan yang melampaui zamannya. Bagaimana tidak, di dalam kedua buku tadi Tan Malaka menjelaskan secara sistematik strength, weakness, opportunity dan threat bangsa Indonesia dalam memerdekakan bangsanya. Kedua buku ini ditulis tahun 1920-an, periode dimana nilai-nilai kebangsaan baru saja terbentuk dan Tan Malaka dengan gamblangnya telah merampungkan 2 buah buku yang bisa dibilang platform pembentukan Republik Indonesia. Perjalanan hidup menjadi modal yang berharga dalam penyusunan buku tersebut, yang bisa dibilang sebagai buku pegangan bagi para pejuang-pejuang Indonesia kala itu. Perjalanan hidup beliau sebagai agen Komunis Internasional yang pernah menyusun buku mengenai kondisi ekonomi dan politik Indonesia menjadi salah satu pengalaman penting yang menjadi modal utama, buku ini diterbitkan di Rusia. Di dalam kedua buku tersebut juga Tan Malaka menjelaskan bagaimana Republik ini harus dibentuk dan juga menjelaskan program-program yang harus dilaksanakan setelah Republik ini terbentuk. Untuk masalah program ini, Tan malaka, mengklaim bahwa pada zamannya belum banyak partai yang sanggup mendeskripsikan ideologinya ke dalam tataran strategi dan program sehingga mampu mencakup dan menyentuh semua sektor. Istilah republik, revolusi dan beberapa istilah perjuangan/pergerakan lainnya akan banyak Anda jumpai di kedua buku ini.
Ketertarikan beliau pada Marxisme dan Komunisme, bisa jadi karena latar belakang kehidupan di Indonesia yang pada saat itu masih dijajah Belanda. Belanda di Indonesia diibaratkan oleh Tan Malaka sebagai perwakilan dari Kapitalisme dan Imperialisme. Selain itu juga, bisa jadi, diakibatkan kehidupan Tan Malaka yang kurang beruntung selama di Belanda. Hal ini bisa diketahui dari riwayat penyakit yang diidap Tan Malaka selama disana akibat kondisi cuaca dan makanan. Kekecewaan Tan Malaka terhadap Kapitalisme dan perasaan senasib dengan mereka yang disebut “proletar”, menggiring pemikiran Tan Malaka mendekati Komunisme yang mana mengagung-agungkan pemerataan sosial. Tetapi jika Anda membaca semua buku tulisan Tan Malaka, Anda akan mendapati kesimpulan bahwa pada dasarnya dia tidak membenci Kapitalisme. Dia melihat kapitalisme di Indonesia tidak lahir dari rahim putra bangsa, tetapi lahir dari keserakahan bangsa lain. Dan hal ini dibaratkan sebagai bayi yang lahir prematur, yang pada saatnya nanti bisa mengganggu perjalanan hidup si bayi atau bahkan sampai meninggal. Dan saat itu, secara logis Tan Malaka pasti mencari ideologi lain yang mungkin bisa membantu Indonesia lepas dari kungkungan Kapitalisme dan Imperialisme ini.
Patut digarisbawahi, mengapa Tan Malaka tidak mengambil Islam sebagai dasar gerakan beliau, mengapa lebih memilih Komunisme. Padahal Tan Malaka ini lahir dari keluarga yang sangat agamis, dan pengetahuannya tentang Islam cukup luas dan dalam. Seperti biasa, segala sesuatu pasti ada penyebabnya. Jika melihat beberapa tulisan beliau, terlihat kekecewaan beliau terhadap orang-orang yang menggunakan agama sebagai alat mistik untuk membohongi/memanipulasi manusia lainnya. Jelas sekali bahwa kekecewaan Tan Malaka itu bukan pada agama, tetapi lebih kepada manusia-manusianya. Sehingga terlihat sekali pada buku Madilog, bagaimana dia memaparkan agama atau kepercayaan itu.
Pada dasarnya, Komunisme yang dibawa Tan Malaka adalah semacam Komunisme bangsa timur, yang jauh lebih moderat. Tan Malaka akhirnya kemudian menganalogikan bagaimana kepercayaan dia terhadap Tuhan, yaitu didalam kalimat “Jadi menurut Madilog Yang Maha Kuasa itulah bisa lebih kuasa dari undang alam. Selama Alam ada dan selama Alam Raya itu ada, selama itulah pula undangnya Alam Raya itu berlaku.” Dan wajar saja jika beliau membawa ideologi ini, karena pada masanya kondisi di Indonesia tidak jauh dari hari ini, dimana ada golongan-golongan tertentu yang hidup bermewah-mewahan namun lebih banyak mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan. Isu sosial selalu menjadi isu sentral dalam pandangan beliau.
Tidak mudah untuk mendeskripsikan ideologi beliau, seorang komunis moderat kah atau aktivis islam kiri?
Itu adalah sepenggal dari pidato Tan Malaka, tokoh Marxis Indonesia yang juga sering disebut-sebut sebagai bapak pelopor Republik ini. Tidak banyak yang mengetahui sepak terjang beliau dalam peta perpolitikan dan sejarah bangsa ini, karena mungkin dahulu sempat berseberangan ideologi dan pemikiran dengan beberapa petinggi negara ini. Sebut saja Soekarno, yang juga sempat “belajar” dari Tan Malaka ini, tercatat pernah menjebloskan Tan Malaka ke dalam penjara dan konon katanya beliau juga dalang dibalik pembunuhan Tan Malaka.
Berkat beberapa tulisannya seperti Massa Actie, Naar de Republik, Dari Penjara ke Penjara dan Madilog, saat ini orang-orang mulai mengetahui siapa sebenarnya Tan Malaka ini dan bagaimana kontribusi beliau dalam sejarah pembentukan Republik kita ini. Perjalanan hidup Tan Malaka ini hampir seperti cerita fiksi saja, dimulai dari petualangan dia di Eropa saat mulai berkenalan dengan Marxisme dan Komunisme kemudian cerita mengenai pelarian dia di beberapa negara di Asia.
Tan Malaka lahir di tengah-tengah keluarga yang Islami di daerah Sumatera Barat pada tahun 1894, dan sempat mengenyam pendidikan di sekolah pelatihan guru di Bukittinggi sampai kemudian melanjutkan pendidikannya ke negeri Belanda. Disana beliau mulai memahami kaitan antara Kapitalisme, Imperialisme dan Perjuangan Kelas setelah meletusnya Revolusi Rusia 1917. Pada periode ini Tan Malaka terserang penyakit TBC, penyakit yang kemudian mengganggu perjalanan hidup Tan Malaka.
Hal yang menarik pada periode ini adalah motivasi ketertarikan beliau pada Marxisme dan Komunisme, yang pada akhirnya sering bertentangan dengan agama. Pada periode selanjutnya Tan Malaka acapkali menunjukkan bahwa Komunisme dapat berjalanan beriringan dengan Islam, yang beliau tunjukkan melalui kerjasama antara PKI dan Sarekat Islam pada waktu itu. Lebih menarik lagi adalah buku Madilog yang beliau tuliskan, jika Anda benar-benar membacanya Anda akan merasa kebingungan dengan ideologi yang dibawa oleh Tan Malaka. Mungkin penggalan dari pidato Tan Malaka diatas saat menghadiri Kongres Komunis Internasional cukup menggambarkan bagaimana ideologi beliau dan bagaimana beliau melihat agama, khususnya Islam. Kemudian sejarah mengenai kontribusi Tan Malaka cukup abu-abu dalam dunia sejarah Indonesia, tidak banyak referensi mengenai ini. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kontribusi dan pemikiran Tan Malaka, sumber yang paling mudah adalah melalui tulisan-tulisan beliau.
Tulisan-tulisan Tan Malaka cukup shahih digunakan sebagai referensi untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pemikiran Tan Malaka ini. Di dalam Naar de Republik dan Massa Actie, Tan Malaka mengungkap beberapa pandangan beliau mengenai kondisi dunia dan Indonesia sendiri. Pandangan Tan Malaka di dalam buku ini bisa dibilang sebagai pandangan yang melampaui zamannya. Bagaimana tidak, di dalam kedua buku tadi Tan Malaka menjelaskan secara sistematik strength, weakness, opportunity dan threat bangsa Indonesia dalam memerdekakan bangsanya. Kedua buku ini ditulis tahun 1920-an, periode dimana nilai-nilai kebangsaan baru saja terbentuk dan Tan Malaka dengan gamblangnya telah merampungkan 2 buah buku yang bisa dibilang platform pembentukan Republik Indonesia. Perjalanan hidup menjadi modal yang berharga dalam penyusunan buku tersebut, yang bisa dibilang sebagai buku pegangan bagi para pejuang-pejuang Indonesia kala itu. Perjalanan hidup beliau sebagai agen Komunis Internasional yang pernah menyusun buku mengenai kondisi ekonomi dan politik Indonesia menjadi salah satu pengalaman penting yang menjadi modal utama, buku ini diterbitkan di Rusia. Di dalam kedua buku tersebut juga Tan Malaka menjelaskan bagaimana Republik ini harus dibentuk dan juga menjelaskan program-program yang harus dilaksanakan setelah Republik ini terbentuk. Untuk masalah program ini, Tan malaka, mengklaim bahwa pada zamannya belum banyak partai yang sanggup mendeskripsikan ideologinya ke dalam tataran strategi dan program sehingga mampu mencakup dan menyentuh semua sektor. Istilah republik, revolusi dan beberapa istilah perjuangan/pergerakan lainnya akan banyak Anda jumpai di kedua buku ini.
Ketertarikan beliau pada Marxisme dan Komunisme, bisa jadi karena latar belakang kehidupan di Indonesia yang pada saat itu masih dijajah Belanda. Belanda di Indonesia diibaratkan oleh Tan Malaka sebagai perwakilan dari Kapitalisme dan Imperialisme. Selain itu juga, bisa jadi, diakibatkan kehidupan Tan Malaka yang kurang beruntung selama di Belanda. Hal ini bisa diketahui dari riwayat penyakit yang diidap Tan Malaka selama disana akibat kondisi cuaca dan makanan. Kekecewaan Tan Malaka terhadap Kapitalisme dan perasaan senasib dengan mereka yang disebut “proletar”, menggiring pemikiran Tan Malaka mendekati Komunisme yang mana mengagung-agungkan pemerataan sosial. Tetapi jika Anda membaca semua buku tulisan Tan Malaka, Anda akan mendapati kesimpulan bahwa pada dasarnya dia tidak membenci Kapitalisme. Dia melihat kapitalisme di Indonesia tidak lahir dari rahim putra bangsa, tetapi lahir dari keserakahan bangsa lain. Dan hal ini dibaratkan sebagai bayi yang lahir prematur, yang pada saatnya nanti bisa mengganggu perjalanan hidup si bayi atau bahkan sampai meninggal. Dan saat itu, secara logis Tan Malaka pasti mencari ideologi lain yang mungkin bisa membantu Indonesia lepas dari kungkungan Kapitalisme dan Imperialisme ini.
Patut digarisbawahi, mengapa Tan Malaka tidak mengambil Islam sebagai dasar gerakan beliau, mengapa lebih memilih Komunisme. Padahal Tan Malaka ini lahir dari keluarga yang sangat agamis, dan pengetahuannya tentang Islam cukup luas dan dalam. Seperti biasa, segala sesuatu pasti ada penyebabnya. Jika melihat beberapa tulisan beliau, terlihat kekecewaan beliau terhadap orang-orang yang menggunakan agama sebagai alat mistik untuk membohongi/memanipulasi manusia lainnya. Jelas sekali bahwa kekecewaan Tan Malaka itu bukan pada agama, tetapi lebih kepada manusia-manusianya. Sehingga terlihat sekali pada buku Madilog, bagaimana dia memaparkan agama atau kepercayaan itu.
Pada dasarnya, Komunisme yang dibawa Tan Malaka adalah semacam Komunisme bangsa timur, yang jauh lebih moderat. Tan Malaka akhirnya kemudian menganalogikan bagaimana kepercayaan dia terhadap Tuhan, yaitu didalam kalimat “Jadi menurut Madilog Yang Maha Kuasa itulah bisa lebih kuasa dari undang alam. Selama Alam ada dan selama Alam Raya itu ada, selama itulah pula undangnya Alam Raya itu berlaku.” Dan wajar saja jika beliau membawa ideologi ini, karena pada masanya kondisi di Indonesia tidak jauh dari hari ini, dimana ada golongan-golongan tertentu yang hidup bermewah-mewahan namun lebih banyak mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan. Isu sosial selalu menjadi isu sentral dalam pandangan beliau.
Tidak mudah untuk mendeskripsikan ideologi beliau, seorang komunis moderat kah atau aktivis islam kiri?
Posted by
Unknown